BAB I
A. prolog
Dewasa
ini, peranan pendidik dalam menyampaikan pengajaran yang bermakna
kepada anak didiknya sangat dipengaruhi oleh teori pembelajaran yang
menjadi asas pegangannya. Seorang pendidik akan menggunakan kaedah
pengajaran yang paling efisyen bagi menjamin berlakunya pembelajaran di
kalangan murid- muridnya. Secara umum tujuan pembelajaran adalah membuat perubahan tingkah laku, kemahiran pola fikir serta pengembangan diri kepada perubahan yang lebih positif.
Perkembangan
teori pembelajaran hendaknya dipahami oleh para pendidik dan diterapkan
dalam dunia pendidikan dengan benar, sehingga tujuan pendidikan akan
benar-benar dapat dicapai. Dengan memahami berbagai teori belajar,
prinsip-prinsip pembelajaran dan pengajaran. Dengan demikian,
pendidikan yang berkembang di bangsa kita niscaya akan menghasilkan out
put-out put yang berkualitas yang mampu membentuk manusia Indonesia
seutuhnya.
Untuk
mencapai tujuan pembelajaran tersebut ada Teori-teori belajar yang
perlu diperhatikan. Secara umum teori tersebut dibagi menjadi tiga
yaitu; teori behavioristik, kognitif, dan humanistik. Masing-masing jenis teori pembelajaran tersebut mempunyai prinsip dan pemfokusan yang berlainan, bahakan implikasinya pun juga berbeda.
Berikut sekilas pengertian tiga macam teori pembelajaran
a). Teori Behavioristik
Behavioristik merupakan
salah satu pendekatan teori pembelajaran yang bertujuan untuk memahami
perilaku individu. Behavioristik memandang individu hanya dari sisi
fenomena jasmaniah saja, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan
kata lain, behavioristik tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat
dan perasaan individu dalam suatu pembelajaran. Menurut teori ini
peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa
sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Teori kaum behavoris
lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia
adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organise
sebagai pengaruh lingkungan. Behavioristik tidak mau
mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional;
behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan
oleh faktor-faktor lingkunga
b). Teori Humanistik
Humanistik
lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia daripada
berfokus pada “ketidaknormalan” atau “sakit” seperti yang dilihat oleh
teori psikoanalisa Freud. Pendekatan ini melihat kejadian setelah
“sakit” tersebut sembuh, yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk
melakukan hal-hal yang positif setelah ia “jatuh”. Kemampuan bertindak
positif ini yang disebut sebagai potensi manusia, dan para pendidik yang
beraliran humanistik ini biasanya memfokuskan penganjarannya pada
pembangunan kemampuan positif.
c). Teori Kognitif:
Teori ini menekankan
lima konsep asas yaitu skema, adaptasi, keseimbangan, asimilasi dan
akomodasi. Menurut teori ini, isi kandungan hendaklah disusun mengikuti
perkembangan kognitif kanak-kanak, dan yang paling relevan adalah dari konkrit kepada abstrak, dekat kepada jauh, mudah kepada yang sulit, senang kepada yang susah dan kasar kepada yang halus.
Guru
yang baik menurut teori ini adalah : Guru yang memiliki rasa humor,
adil, menarik, lebih demokratis, mampu berhubungan dengan siswa dengan
mudah dan wajar.Ruang kelas lebih terbuka dan mampu menyesuaikan pada
perubahan. Sedangkan guru yang tidak efektif adalah guru yang memiliki
rasa humor yang rendah ,mudah menjadi tidak sabar ,suka melukai perasaan
siswa dengan komentr ysng menyakitkan,bertindak agak otoriter, dan
kurang peka terhadap perubahan yang ada.
BAB II
A.A. Aplikasi dari tiga teori pembelajaran
Adapun plikasi dari tiga macam teoti tersebut adalah
1. Aplikasi Teori Behavioristik
Belajar
adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi
antara stimulus dan respon. Perubahan perilaku dapat berwujud sesuatu
yang konkret atau yang non konkret, berlangsung secara mekanik dan
memerlukan penguatan. Aplikasi teori belajar behavioristik dalam
pembelajaran, tergantung dari beberapa hal; seperti tujuan pembelajaran, sifat meteri pelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.
Adapun aplikasi teori ini menurut tokoh-tokoh psikologi pembelajaran antara lain adalah :
a. Aplikasi Teori Pavlov
Contohnya
yaitu pada awal tatap muka antara guru dan murid dalam kegiatan belajar
mengajar, seorang guru menunjukkan sikap yang ramah dan memberi pujian
terhadap murid-muridnya, sehingga para murid merasa terkesan dengan
sikap yang ditunjukkan gurunya.
b. Aplikasi Teori Thorndike
Sebelum
guru dalam kelas mulai mengajar, maka anak-anak disiapkan mentalnya
terlebih dahulu. Misalnya anak disuruh duduk yang rapi, tenang dan
sebagainya.
Contoh; Guru mengadakan ulangan yang teratur, bahkan dengan ulangan yang ketat atau sistem drill.
Guru
memberikan bimbingan, pemberian hadiah, pujian, bahkan bila perlu
hukuman sehingga memberikan motivasi proses belajar mengajar.
c. Aplikasi Teori Skinner
Guru mengembalikan dan mendiskusikan pekerjaan siswa yang telah diperiksa dan dinilai sesegera mungkin.
Jadi, intinya adalah jadikanlah suasan pembelajaran seefektif mungkin serta efisien.
2. Aplikasi Teori Humanistik
Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit dalam metode-metode
yang diterapkan selama proses pembelajaran berlangsung. Peran guru
dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator dan motivator
bagi para siswanya. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa
dan mendampingi siswa memotivasi untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
Siswa
berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses
pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri ,
mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi
diri yang bersifat negatif.
Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang umum dilalui adalah :
1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas
2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan positif.
3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri
4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri
5. Siswa
di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya
sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko
dariperilaku yang ditunjukkan.
6. Guru
menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak
menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab
atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa
Pembelajaran
berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterpkan pada
materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati
nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial.
Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang
bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir,
perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Siswa diharapkan menjadi
manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan
mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi
hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika
yang berlaku.
3. Aplikasi Teori Kognitif
Menurut
teori kognitif, guru perlu menyediakan BBM (Bahan Buat Mengajar) yang
berbentuk besar, dan benda-benda yang senang dilihat dan disentuh.
Adalah lebih baik sekiranya bahan pengajaran tersebut berdasarkan
pengetahuan yang biasa dan mudah dikenal oleh mereka. Contohnya, guru
ingin mengajarkan tentang buah-buahan, guru membawa dan menunjukkan
buah-buahan serta menyuruh murid satu persatu untuk menyentuh, melihat,
mencium aroma buah tersebut. Pendekatan seperti ini akan menjadikan
murid lebih mudah mengingat apa yang dipelajari pada hari itu.
Bagi
murid yang mengalami masalah daya tangkap agak cepat, guru perlu lebih
peka dalam penyediaan rancangan pengajaran. Jika murid-murid sudah
menguasai konsep terlebihdahulu, maka guru tersebut perlulah
meningkatkan tahap pembelajaran kepada sifat egosentrik. Jika murid
sudah mampu menguasai nama-nama benda yang sedang diajarkan maka
selanjutnya pindah pada tahap pengenalan manfaat dari benda tersebut
kemudian cara mengunakannya dan seterusnya. Contoh, guru ingin mengajarkan
tentang tanaman padi, maka guru harus membawa beberapa butir gabah
untuk dikenalkan kepada mereka, masing –masing anak diberi beberapa
butir lalu guru menjelaskan panjang lebar tentang tanaman padi mulai
dari proses menyemai, menanam, merawat sampai benjadi sebutir gabah
seperti yang mereka pegang. Anak yang lebih paham tentang
tahapan-tahapan tersebut, guru dengan sabar dan pelan –pelan menjelaskan
bahwa tanaman padi tidak cukup hanya samapai pada gabah untuk bisa kita
ambil manfaatnya, tapi masih ada tahapan lagi untuk menjadi beras dan
menjadi nasi. Langkah-langkah dan proses perpindahan dari satu tahap
ketahap yang lain guru harus mnejelaskan secara detai dan mudah difaham.
Dengan seperti itu pemikiran anak – anak akan selalu aktif dan berkembang karena telah terangsang untuk bernalar.
Selain
daripada itu juga, murid-murid perlu diajar mengikuti subjek yang telah
disusun dan diperingkatkan. Pemeringkatan tersebut hendaknya dimulai
dari tahap yang senang kepada susah, yang mudah kepada yang sullit. Hal
yang demikian untuk merangsang dan memancing minat mereka sehingga
nantinya mereka akan menemukan kesenangan dalam belajar. Contohnya
dalam mengajar operasi tambah dalam matematika, guru perlu memulai
dengan angka yang paling kecil, yaitu angka nol atau satu kemudain angka
dua dan seterusnya. Setelah murid-murid mampu menguasainya, barulah
guru memberikan soalan yang melibatkan angka dari kecil pada angka lebih
besar atau dari yang besar kepada angka yang lebih kecil.
B. Manfaat dari beberapa teori belajar di atas adalah
1. Membantu guru untuk memahami bagaimana siswa belajar
2. Membimbing guru untuk merancang dan merencanakan proses pembelajaran,
3. Memandu guru untuk mengelola kelas,
4. Membantu guru untuk mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri serta hasil belajar siswa
5.yang telah dicapai,
6.Membantu proses belajar lebih efektif, efisien dan produktif,
7. Membantu guru dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada siswa sehingga dapat
8 mencapai hasil prestasi yang maksimal.
Implikasi
perkembangan teori pembelajaran sekarang sangatlah beragam. Guru dapat
menerapkan menurut aliran-aliran teori tertentu. Seperti teori
behavioristik dalam pembelajaran guru memperhatikan tujuan belajar,
karakteristik siswa, dan sebagainya.
BAB III
kesimpulan
Teori belajar behavioristic, humanistic dan kognitif memiliki ciri khas masing-masing . Teori belajar humanistic berusaha
memahami perilaku belajar dari sudut pandang perilakunya bukan sudut
pandang pengamatannya. Tujuan utama para pendidik adalah mambantu siswa
untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing- masing individu untuk
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik & membantu
dalam mewujudkan potensi- potensi yang ada pada diri mereka.Sedangkan
teori belajar behavioristik merupakan proses perubahan tingkah laku
sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus dengan respons yang
menyebabkan siswa mempunyai pengalaman baru. Aplikasinya dalam
pembelajaran adalah bahwa guru memiliki kemampuan dalam mengelola
hubungan stimulus respons dalam situasi pembelajaran sehingga hasil
belajar siswa dapat optimal. Sedang teori kognitif adalah lebih
menekankan lima konsep asas yaitu skema, adaptasi, keseimbangan,
asimilasi dan akomodasi. Aplikasinya adalah memperkenalkan mereka tentag
sesuatu dari yang konkrit kepada abstrak, dekat kepada
jauh, mudah kepada yang sulit, senang kepada yang susah dan kasar kepada
yang halus, dan seterusnya. Maka dengan demikian, anak akan cepat
berkembang daya fikirnya dan mampu untuk bernalar.