Rabu, 05 Desember 2012

Implikasi Teori Belajar


BAB I
A.      prolog
Dewasa ini, peranan pendidik dalam menyampaikan pengajaran yang bermakna kepada anak didiknya sangat dipengaruhi oleh teori pembelajaran yang menjadi asas pegangannya. Seorang pendidik akan menggunakan kaedah pengajaran yang paling efisyen bagi menjamin berlakunya pembelajaran di kalangan murid- muridnya. Secara umum tujuan pembelajaran adalah membuat  perubahan tingkah laku, kemahiran pola fikir serta pengembangan diri kepada perubahan yang lebih positif.
Perkembangan teori pembelajaran hendaknya dipahami oleh para pendidik dan diterapkan dalam dunia pendidikan dengan benar, sehingga tujuan pendidikan akan benar-benar dapat dicapai. Dengan memahami berbagai teori belajar, prinsip-prinsip pembelajaran dan pengajaran. Dengan  demikian, pendidikan yang berkembang di bangsa kita niscaya akan menghasilkan out put-out put yang berkualitas yang mampu membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut ada Teori-teori belajar yang perlu diperhatikan. Secara umum teori tersebut dibagi menjadi tiga yaitu; teori  behavioristik, kognitif, dan humanistik. Masing-masing  jenis teori pembelajaran tersebut mempunyai prinsip dan pemfokusan yang berlainan, bahakan implikasinya pun juga berbeda.
Berikut sekilas pengertian tiga macam teori pembelajaran
a). Teori Behavioristik
Behavioristik  merupakan salah satu pendekatan teori pembelajaran yang bertujuan untuk memahami perilaku individu. Behavioristik memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah saja, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain, behavioristik tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu pembelajaran. Menurut teori ini peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organise sebagai pengaruh lingkungan. Behavioristik  tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkunga
 b). Teori Humanistik
Humanistik lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia daripada berfokus pada “ketidaknormalan” atau “sakit” seperti yang dilihat oleh teori psikoanalisa Freud. Pendekatan ini melihat kejadian setelah “sakit” tersebut sembuh, yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif setelah ia “jatuh”. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia, dan para pendidik yang beraliran humanistik ini biasanya memfokuskan penganjarannya pada pembangunan kemampuan positif.

c). Teori Kognitif:
Teori ini  menekankan lima konsep asas yaitu skema, adaptasi, keseimbangan, asimilasi dan akomodasi. Menurut teori ini, isi kandungan hendaklah disusun mengikuti perkembangan kognitif kanak-kanak, dan yang paling relevan adalah  dari konkrit kepada abstrak, dekat kepada jauh, mudah kepada yang sulit, senang kepada yang susah dan kasar kepada yang halus.
Guru yang baik menurut teori ini adalah : Guru yang memiliki rasa humor, adil, menarik, lebih demokratis, mampu berhubungan dengan siswa dengan mudah dan wajar.Ruang kelas lebih terbuka dan mampu menyesuaikan pada perubahan. Sedangkan guru yang tidak efektif adalah guru yang memiliki rasa humor yang rendah ,mudah menjadi tidak sabar ,suka melukai perasaan siswa dengan komentr ysng menyakitkan,bertindak agak otoriter, dan kurang peka terhadap perubahan yang ada.


BAB II
A.A.    Aplikasi dari tiga teori pembelajaran
Adapun plikasi dari tiga macam teoti tersebut adalah
  1.  Aplikasi Teori Behavioristik
Belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Perubahan perilaku dapat berwujud sesuatu yang konkret atau yang non konkret, berlangsung secara mekanik dan memerlukan penguatan. Aplikasi teori belajar behavioristik dalam pembelajaran, tergantung dari beberapa hal;  seperti tujuan pembelajaran, sifat meteri pelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.
Adapun aplikasi teori ini  menurut tokoh-tokoh psikologi pembelajaran antara lain adalah :
a. Aplikasi Teori Pavlov
Contohnya yaitu pada awal tatap muka antara guru dan murid dalam kegiatan belajar mengajar, seorang guru menunjukkan sikap yang ramah dan memberi pujian terhadap murid-muridnya, sehingga para murid merasa terkesan dengan sikap yang ditunjukkan gurunya.
b. Aplikasi Teori Thorndike
 Sebelum guru dalam kelas mulai mengajar, maka anak-anak disiapkan mentalnya terlebih dahulu. Misalnya anak disuruh duduk yang rapi, tenang dan sebagainya.
 Contoh; Guru mengadakan ulangan yang teratur, bahkan dengan ulangan yang ketat atau sistem drill.
Guru memberikan bimbingan, pemberian hadiah, pujian, bahkan bila perlu hukuman sehingga memberikan motivasi proses belajar mengajar.
c. Aplikasi Teori Skinner
Guru mengembalikan dan mendiskusikan pekerjaan siswa yang telah diperiksa dan dinilai sesegera mungkin.
Jadi, intinya adalah jadikanlah suasan pembelajaran seefektif mungkin serta efisien.
  2.  Aplikasi Teori Humanistik
Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit dalam  metode-metode yang diterapkan selama proses pembelajaran berlangsung. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator dan motivator bagi para siswanya. Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa memotivasi untuk memperoleh tujuan pembelajaran.
            Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.
            Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. Adapun proses yang umum dilalui adalah :
1.      Merumuskan tujuan belajar yang jelas
2.      Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur       dan positif.
3.      Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri
4.      Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri
5.      Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dariperilaku yang ditunjukkan.
6.      Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.
7.      Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya
8.      Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa

Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterpkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.
3. Aplikasi  Teori Kognitif
Menurut teori kognitif, guru perlu menyediakan BBM (Bahan Buat Mengajar) yang berbentuk besar, dan benda-benda yang senang dilihat dan disentuh. Adalah lebih baik sekiranya bahan pengajaran tersebut berdasarkan pengetahuan yang biasa dan mudah dikenal oleh mereka. Contohnya, guru ingin mengajarkan tentang buah-buahan, guru membawa dan menunjukkan buah-buahan serta menyuruh murid satu persatu untuk menyentuh, melihat, mencium aroma buah tersebut. Pendekatan seperti ini akan menjadikan murid lebih mudah mengingat apa yang dipelajari pada hari itu.
Bagi murid yang mengalami masalah daya tangkap agak cepat, guru perlu lebih peka dalam penyediaan rancangan pengajaran. Jika murid-murid sudah menguasai konsep terlebihdahulu, maka guru tersebut perlulah meningkatkan tahap pembelajaran kepada sifat egosentrik. Jika murid sudah mampu menguasai nama-nama benda yang sedang diajarkan maka selanjutnya pindah pada tahap pengenalan manfaat dari benda tersebut kemudian cara mengunakannya dan seterusnya. Contoh, guru ingin  mengajarkan tentang tanaman padi, maka guru harus membawa beberapa butir gabah untuk dikenalkan kepada mereka, masing –masing anak diberi beberapa butir lalu guru menjelaskan panjang lebar tentang tanaman padi mulai dari proses menyemai, menanam, merawat sampai benjadi sebutir gabah seperti yang mereka pegang. Anak yang lebih paham tentang tahapan-tahapan tersebut, guru dengan sabar dan pelan –pelan menjelaskan bahwa tanaman padi tidak cukup hanya samapai pada gabah untuk bisa kita ambil manfaatnya, tapi masih ada tahapan lagi untuk menjadi beras dan menjadi nasi. Langkah-langkah dan proses perpindahan dari satu tahap ketahap yang lain guru harus mnejelaskan secara detai dan mudah difaham.  Dengan seperti itu pemikiran anak – anak akan selalu aktif dan berkembang karena telah terangsang untuk bernalar.
Selain daripada itu juga, murid-murid perlu diajar mengikuti subjek yang telah disusun dan diperingkatkan. Pemeringkatan tersebut hendaknya dimulai dari tahap yang senang kepada susah, yang mudah kepada yang sullit. Hal yang demikian untuk merangsang dan memancing minat mereka sehingga nantinya mereka akan menemukan kesenangan dalam belajar.  Contohnya dalam mengajar operasi tambah dalam matematika, guru perlu memulai dengan angka yang paling kecil, yaitu angka nol atau satu kemudain angka dua dan seterusnya. Setelah murid-murid mampu menguasainya, barulah guru memberikan soalan yang melibatkan angka dari kecil pada angka lebih besar atau dari yang besar kepada angka yang lebih kecil.


B. Manfaat dari beberapa teori belajar di atas adalah
         1.  Membantu guru untuk memahami bagaimana siswa belajar
         2. Membimbing guru untuk merancang dan merencanakan proses pembelajaran,
         3. Memandu guru untuk mengelola kelas,
       4. Membantu guru untuk mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri serta hasil belajar siswa
         5.yang telah dicapai,
         6.Membantu proses belajar lebih efektif, efisien dan produktif,
         7. Membantu guru dalam memberikan dukungan dan bantuan kepada siswa sehingga dapat
         8 mencapai hasil prestasi yang maksimal.
Implikasi perkembangan teori pembelajaran sekarang sangatlah beragam. Guru dapat menerapkan menurut aliran-aliran teori tertentu. Seperti teori behavioristik dalam pembelajaran guru memperhatikan tujuan belajar, karakteristik siswa, dan sebagainya.

BAB III
kesimpulan                                   
 Teori belajar behavioristic,  humanistic dan kognitif memiliki ciri khas masing-masing . Teori belajar humanistic  berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang perilakunya bukan sudut pandang pengamatannya. Tujuan utama para pendidik adalah mambantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing- masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik & membantu dalam mewujudkan potensi- potensi yang ada pada diri mereka.Sedangkan teori belajar behavioristik merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus dengan respons yang menyebabkan siswa mempunyai pengalaman baru. Aplikasinya dalam pembelajaran adalah bahwa guru memiliki kemampuan dalam mengelola hubungan stimulus respons dalam situasi pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat optimal. Sedang teori kognitif adalah lebih menekankan lima konsep asas yaitu skema, adaptasi, keseimbangan, asimilasi dan akomodasi. Aplikasinya adalah memperkenalkan mereka tentag sesuatu  dari yang konkrit kepada abstrak, dekat kepada jauh, mudah kepada yang sulit, senang kepada yang susah dan kasar kepada yang halus, dan seterusnya. Maka dengan demikian, anak akan cepat berkembang daya fikirnya dan mampu untuk bernalar.

Selasa, 04 Desember 2012

10 Rahasia Wanita Idaman Pria



Arman Coy
1. Percaya diri
Pria menyukai perempuan yang berjalan dengan penuh kepercayaan diri, dan membuat kontak mata dengan lingkungan sekitarnya.
Perempuan yang percaya diri dengan penampilan dan kemampuannya punya kemampuan untuk beradaptasi lebih tinggi dibandingkan dengan yang kurang percaya diri. Bagi pria sangat menyenangkan memiliki pasangan yang bisa menempatkan diri, dan memiliki kemandirian, dibandingkan dengan perempuan yang selalu harus ditemani dan bergantung terus-menerus pada pria.
2. Punya selera humor yang baik
Tidak ada orang yang ingin bersama dengan orang yang memiliki kepribadian yang membosankan. Pria akan mudah tertarik pada perempuan yang senang tertawa dan punya selera humor yang baik. Mereka tidak ingin memiliki pasangan yang selalu berpikir negatif tentang segala hal, dan merasa sulit untuk menikmati diri sendiri. Perempuan yang selalu ceria dan memiliki pandangan positif selalu menarik bagi pria.
3. Rapi
Tidak ada yang menyangkal bahwa penampilan adalah faktor penting. Tak bisa dipungkiri pula bahwa ini adalah hal pertama yang dilihat pria dari para perempuan. Kebanyakan pria juga tertarik dengan perempuan yang bisa merawat diri, termasuk memiliki rambut yang terawat dan cara berbusana yang tidak asal-asalan. Perempuan yang sehat dengan tubuh yang bugar akan lebih menarik bagi pria.
4. Mandiri
Kemandirian seorang perempuan adalah hal yang paling menarik bagi pria. Perempuan yang mandiri berarti memiliki kehidupan sendiri dan tidak bergantung pada pria. Pria memang menikmati perhatian Anda, namun ketika Anda tidak mandiri, tidak memiliki kehidupan sendiri, dan selalu berada di sekitar pasangannya, mereka akan merasa bosan dan risih. Pria juga membutuhkan ruang untuk mereka sendiri.

5. Pengertian
Pria menginginkan perempuan yang pengertian, yang bisa menerima mereka apa adanya, dan berharap Anda bersedia membuat beberapa penyesuaian kecil. Selain itu pria juga tidak menyukai perempuan yang cepat marah dan mengomel tanpa alasan. Pria mencari perempuan yang dapat mendukung dan menghargai mereka.

6. Jujur
Tentu saja pria ingin memiliki pasangan yang tidak suka berbohong dan setia kepadanya. Kriteria perempuan yang jelas dicari pria adalah setia dan cekatan.
Mereka ingin seseorang yang selalu mendampingi mereka dalam keadaan apapun.
7. Matang
Sifat kekanak-kanakan dan manja bukanlah masalah jika dilakukan sesekali, namun kebanyakan pria menyukai perempuan yang matang dan bisa menempatkan diri dalam pembicaraan. Pria menginginkan perempuan untuk memiliki beragam topik pembicaraan yang “normal”, selain masalah pakaian dan make-up.
8. Easy going
Pria mencari perempuan yang mudah bergaul dengan orang lain. Mereka menginginkan pasangan yang bisa diajak menghabiskan waktu bersama-sama tanpa takut untuk mengacaukan make-up-nya, santai, dan menyenangkan.
9. Perhatian
Pria menyukai perempuan yang penuh perhatian. Mengingat akan hal-hal kecil yang kurang penting, dan memberikan kejutan-kejutan manis sebagai tanda perhatian akan membuat pria terpesona. Misalnya membawakan bekal makan siang, atau sekadar mengingatkan untuk shalat. Namun pada saat yang sama para pria juga menginginkan ruang mereka, sehingga Anda harus menahan diri sedikit agar tidak berlebihan dalam mencurahkan perhatian.

10. Selalu mendukung
Pria mencari perempuan yang bisa mendukung mereka, terutama ketika mereka sedang menghadapi masalah. Pria menginginkan seseorang yang bisa mendengarkan keluh-kesah mereka tanpa membuatnya terpojok. Seseorang yang bisa memberinya saran yang obyektif dan bisa memberinya semangat untuk bangkit.

10 Rahasia Pria Idaman Wanita



10. Kecerdasan
Sadarkah Anda, saat ada pria yang cerdas dan tidak sombong, kita akan melihat ia sebagai seseorang yang sangat charming meski penampilannya tidak ikut tren sekalipun? Seorang rekan Kompas Female bahkan sempat tergelitik dan tersenyum-senyum saat mendengar seorang pria yang ia sukai berbicara menggunakan bahasa asing. Teman lain lagi malah jatuh cinta kepada suaminya karena pengetahuan si suami yang begitu banyak tentang sejarah kota-kota di dunia. Tentu, seorang pria terlihat lebih menarik jika ia bisa mengutarakan kecerdasannya dengan cara yang rendah hati, tidak sombong, dan bukan merendahkan orang lain.
9. Tantangan
Menurut situs askmen.com, wanita ternyata juga suka akan tantangan. Tak semua wanita suka dikejar-kejar. Kadang perempuan pun akan merasa tertarik kepada pria yang sedikit jual mahal. Hm, sama seperti pria yang juga suka wanita yang sedikit jual mahal, ya?

8. Perhatian
Yang ini sudah jelas. Perempuan sangat suka perhatian dari pria. Bahkan, menurut askmen.com, perempuan yang diberikan perhatian, seperti kata-kata bahwa ia tak suka Anda pergi dengan pria lain saja sudah cukup membuat Anda merasa diperhatikan. Meski hadiah-hadiah lucu juga akan membuat Anda merasa amat diperhatikan. Plus, perempuan suka ketika seorang pria memerhatikan detail kecil dalam dirinya, seperti perubahan dalam dandanan, baju yang baru Anda pakai, dan lainnya. Menurut mereka, pujian akan hal-hal kecil ini merupakan bentuk perhatian yang lebih menyenangkan ketimbang harus mendengar perempuan mengomel seharian. Hm….

7. Kedermawanan
Konon, ini merupakan salah satu cara lain pria membuat wanita tertarik (selain ketulusan hatinya). Perempuan-perempuan cantik tentu dengan sangat mudah mendapatkan apa yang ia mau dari pria mana pun. Jadi, mereka akan berusaha kreatif. Tidak dengan membanjiri perempuan cantik yang ia suka dengan hadiah, tetapi menunjukkan kedermawanan. Ternyata, kedermawanan seorang pria terhadap orang yang kurang beruntung bisa jadi daya tarik yang cukup besar. Bagi pria, jika ia mengajak Anda melakukan aktivitas sosial semacam ini tak hanya membuat Anda jatuh cinta, tetapi sekaligus membantu orang lain.

6. Jago dalam aktivitas percintaan
Tak cuma pria, wanita juga suka aktivitas percintaan. Wanita akan merasa ketergantungan pada pria yang jago dalam urusan percintaan, yang membuat mereka bisa merasa melayang, dan mengajar mereka untuk merasa sangat luar biasa. Jadi, tak heran kalau di kamarnya Anda menemukan buku-buku tentang cara memuaskan wanita. Atau ketika Anda sedang meminjam laptopnya, di kolom search engine muncul keyword seputar cara memuaskan wanita, atau cara berciuman yang benar, atau mungkin cara memanjakan wanita.

5. Romansa
Siapa yang mau berada dalam hubungan yang hambar.
Sebatas ada di sisi seseorang saja tidak cukup. Anda butuh keintiman, konektivitas, ada untuk satu sama lain secara utuh, baik fisik maupun psikologis. Bisa ada untuk satu sama lain dan bisa saling berkomunikasi dalam segala lapisan. Mengerti Anda dan kesukaan Anda. Tidak malu untuk mengungkapkan isi hatinya dalam bentuk yang mungkin dinilai norak olehnya sekalipun, seperti membuatkan lirik lagu, atau puisi, atau hal-hal lainnya. Hm, menyenangkan, ya?
4. Dominasi
Semandiri apa pun seorang wanita, ia akan merasa lebih nyaman dan aman jika ia tahu pasangannya bisa dipercaya dan cukup kokoh untuk ia sandari. Tanpa disadari, wanita ternyata memiliki ketertarikan terhadap pria yang sedikit dominan. Wanita ternyata akan merasa tertarik kepada pria yang tahu apa yang ia inginkan dan tidak ragu untuk mengejarnya. Namun, tentu dominasi yang dimaksud bukan tipe yang asertif dan membuat si wanita merasa terintimidasi atau tak nyaman, atau yang melewati batas si wanita. Tetapi, lebih pada dominasi dalam hal gairah dan tujuan hidup, bukan posesivitas.

3. Berkelas
Ternyata, perempuan juga merasa tertarik kepada pria yang memiliki nilai berkelas dalam hal-hal kultural, seni, etiket, film, musik, makanan, atau hal-hal lainnya tanpa terlihat membosankan.

2. Humor
Humor yang senada adalah salah satu hal penting dalam hubungan. Dalam situs askmen.com, humor merupakan salah satu kunci untuk menarik perhatian seorang perempuan dan memperbaiki kesalahan saat sudah menjadi kekasih si wanita incaran. Saran yang diutarakan situs itu kepada para pria adalah dengan menjaga humor yang sedikit pedas, sedikit sombong, dan sedikit percaya diri yang menarik, seperti gaya Pierce Brosnan dalam film The Thomas Crown Affair atau Tom Cruise dalam film Top Gun. Konon kata mereka, humor seperti ini membuat perempuan gemas.
1. Seru
Siapa sih yang senang duduk diam berdampingan selama berjam-jam. Ternyata, menurut survei yang dilakukan situs askmen.com itu, posisi pertama yang dicari dalam sosok pria yang menjadi idaman adalah pria yang seru, suka hal-hal penuh petualangan, tidak biasa, dan menyenangkan. Sebab, menurut mereka, pria yang senang hal-hal seru semacam ini bisa menciptakan suasana baru dan tidak terpaku pada rutinitas membosankan. Ternyata, menurut survei itu, wanita suka sesuatu yang menggugah perasaan mendebarkan dan baru. Sesuatu yang terlalu terpaku dan monoton membuat wanita bosan.

Kamis, 29 November 2012

Pembahasan Tentang Mean Modus dan Median



BAB I

  1. Latar belakang
            Statistik pada dasarnya merupakan alat bantu untuk memberi gambaran atas suatu kejadian melalui bentuk yang sederhana, baik berupa angka- angka maupun grafik. Diantara salah satu isi dari pembelajaran statistik ini adalah penggunaan Mean, Median dan Modus. Tiga istilah ini berfungsi untuk mengukur Central Tendency secara akurat tentang nilai / skor suatu objek yang sedang diteliti.
Oleh karena itu, makalah di tangan anda ini ditulis sebagai salah satu sumbangsih untuk mengetahui sebagian kandungan ilmu statistik yang mana dalam hal ini adalah Mean, Median dan Modus.

B. Rumusan masalah
  1. apa yang dimaksud dengan Mean, Modus dan Median?
  2. bagaiman aplikasinya?
  3. dimana kelebihan dan kekurangannya?

C. Tujuan penulisan
Mengetahui langkah – langkah membuat Mean, Modus dan Median yang merupakan salah satu alat mengukur Central Tendency, serta mengetahui kelebihan dan kekurangan masing- masing dari ketiganya.  












BAB II
Pembahasan

Central tendensy merupakan penyederhanaan data untuk mempermudah peneliti membuat interpretasi dan mengambil suatu kesimpulan. Maka untuk mengukurnya ada tiga cara , yaitu : dengan Mean, Modus dan Median.

  1. Mean
 Pengetian Mean secara singkat adalah sekelompok angka atau jumlah dari keseluruhan    angka dibagi dengan banyaknya angka tersebut.
Sebagai penjelasan dapat dikemukakan sebagai berikut: misalnya seorang mahasiswa memiliki nilai UTS denga deretan nilai: 8, 9, 7, 4, 6, dan 5. Untuk memperoleh mean nilai hasil ulangan tersebut, keenam butir nilai yang ada dijumlahkan kemudian dibagi dengan banyaknya nilai tersebut; ( 8 + 9 + 7 + 6 + 4 + 5 ): 6 = 6,50

Adapun rumusan secara umum adalah  Mx = EX
                                                                          N   
            a. Cara mencari Mean
Mencari Mean dapat dilakukan dengan banyak cara bergantung data yang akan dicari mean nya, data tunggal atau kelompok.

  1. Cara mencari Mean untuk data tunggal
    ada dua macam yang dapat dipergunakan dalam mencari mean dari data tunggal, yaitu
a)      data yang seluruh sekornya berfrekuensi satu, rumusnya : Mx = EX  :
                                                                                                                            N
Mx = Mean yang dicari
EX = jumlah dari skor ( nilai yang  ada )
N   =  banyaknya sekor itu sendiri

Contoh : perhitungan hasil nilai  misalnya seorang mahasiswa memiliki nilai UTS denga deretan nilai: 8, 9, 7, 4, 6 dan 5.
X
f
8
1
9
1
7
1
4
1
6
1
5
1
39 =EX
 6 = N

Dari data di atas diperoleh: EX = 39, sedang N = 6. dengan demikian : M  EX = 39 = 6,50
                                                                                                                        N      6
b). data yang seluruh sekornya berfrekuensi lebih dari satu, rumusnya : Mx = E fX 
                                                                                                                                             N
Mx   = Mean yang dicari
E fX = jumlah dari hasil perkalian antara masing – masing sekor ( nilai yang ) ada dengan frekuensinya.
N      = banyaknya sekor itu sendiri

Contoh : perhitungan hasil nilai  misalnya seorang mahasiswa memiliki nilai UTS dengan deretan nilai:    

Nilai (x)
Frekuensi (f)
10
1
 9
2
8
4
7
20
6
35
5
22
 4
 11
3
4
2
1
Total
100 = N
X
f
fx
10
1
10
9
2
18
8
4
32
7
20
140
6
35
210
5
22
110
4
11
44
3
4
12
2
1
2
Total
100 = N
578 = Efx

Untuk mencari Mean adalah







Dari tabel di atas diperoleh Efx = 5768, sedangkan N diketahui = 100. dengan demikian Mean dapat kita peroleh dengan mudah, dengan mempergunakan rumus
Mx = Efx
           N 

Maka Mx = Efx = 578  = 5,780 atau 5,78
                      N     100 

2. Cara mencari Mean untuk data kelompok
 Rumusan yang dipergunakan  adalah Mx = M1 + i ( Efx1 )
                                                                                     ( N )

Mx   = Mean
M1    = Mean terkaan / taksiran
i        = Interval kelas ( besar / luasnya perkelompokan data )
Efx1 = Jumlah dari hasil perkalian antara titik tengah buatan sendiri dengan frekuensi dari masing –masing interval
N =   banyaknya skor itu sendiri

Contohnya

Interval nilai
f
x
x1
fx1
75 – 79
8
77
+4
+32
70 - 74
16
72
+3
+48
69 - 69
32
67
+2
+64
60 - 64
160
62
+1
+160
55 - 59
240
(57) M1
0
0
50 - 54
176
52
-1
-176
45 - 49
88
47
-2
-176
40 - 44
40
42
-3
-120
35 - 39
32
37
-4
-128
30 - 34
8
32
-5
-40

800 = N


-336 = Efx1

















Adapun langkah – langkahnya sebagai berikut:
Langkah I : mencari Mean terkaan sendiri (yaitu M1 )
Memilih satu midpoint di antara midpoint yang ada dalam tabel distribusi frekuensi, yaitu midpoint dari interval nilai yang memiliki frekuensi tertinggi seperti dapat dilihat pada tabel di atas interval nilai yang memiliki frekuensi tertinggi adalah interval 55 – 59, dengan frekuinsi = 240. Dengan demikian, midpoint yangkita pilih sebagai mean terkaan adalah 57.
  
Langkah  II : Menetapkan x1 (titik tengah buatan kita sendiri  )
Caranya adalah disebelah kanan M1 yang telah dipilih dalam contoh di atas kita cantumkan angka 0. Selanjutnya secara bertutrut – turut di atas 0 kita tuliskan : + 1, + 2, + 3, dan + 4, sedangka dibawah 0 secara berturut kita tuliskan : -1, -2, -3, -4, dan -5

Langkah III : Memperkalikan frekuensi dari masing – masing interval dengan x1 ( jadi f dikalikan denagan X1 = fx1 ), seperti dapat dilihat pada kolom di atas. Setelah dikalikan, lalu dijumlahkan. Dalm tabel di atas kita peroleh Efx1 =  -336

Langkah IV : Menghitung meannya dengan menggunakan rumus : Mx = M1 + i ( Efx1 )
                                                                                                                                  ( N )

Karena M1, i, fx1, dan N telah kita ketahui ( yaitu M1= 57, i = 5, Efx1 = -336, dan N = 800, maka dengan mensubstitusikanya ke dalam rumus di atas, dapat kita peroleh distribusi di atas Mean-nya adalah;
Mx = M1 + i ( Efx1 )   =   57 + 5 ( -336 )
                      ( N )                        ( 800 )

       = 57 – 1680 =  57  - 2,10 = 54,90
                    800

Keterangan : Metode yang digunakan dalam perhitungan di atas adalah metode singkat, dalam metode ini resiko kesalahan bisa di minimalaisir sebab tidak berhadapan dengan bilangan yang besar.

b. Kelemahan Mean
sebagi ukuran rata- rata , Mean mempunyai kelemahan,di antaranya:
  1. karena Mean itu diperoleh dari hasil perhitungan terhadap seluruh angka yang ada, maka perhitungannya relatif lebih sukar.
  2. dalam menghitung Mean sangant diperlukan ketelitian dan kesabaran, terlebih apabila kita dihadapkan kepada bilangan yang cukup besar, sedangkan kita tidak memiliki alat bantu perhitungan sperti; mesin hitung , kalkulator dan sebagainya.[1]  

  1. Modus
Modus adalah sekor ynag mempunyai frekuensi terbanyak  dalam sekumpulan distri busi skor. Dengan kata lain, Modus dianggap sebagai nilai yang menunjukan nilai – nilai yang lain terkonsentrasi. Modus dapat dicari dalam distribusi frekuensi satuan maupun kategorikal.
Contoh :
X
F
5
2
4
6
3
4
2
2
1
1

Berdasrkan data di atas, dapat kita amati bahwa skor 4 mempunyai frekuensi terbanyak yaitu 6, maka Modus dari distribusi di atas terletak pada skor 4. Hal yang perlu diingat, bahwa tidak seluruh distribusi mempunyai Modus, disebabkan Modus distribusinya frekuensinya hanya satu.
Contoh ;  sebuah distribusi berfrekuensi satu
X
f
8
1
9
1
7
1
4
1
6
1
5
1
39 =EX
 6 = N

Masing – masing nilai di atas hanya berfrekuensi satu, oleh karena tidak ada yang mempunyai distribusi terbanyak maka distribusi di atas tidak bermodus.
Dalam sebuah distribusi terkadang ditemukan modus lebih dari satu
Contohnya sebagaiman distribusi berikut:
X
F
90
3
85
5
70
6
65
6
60
6
55
4
50
1
45
1

frekuensi terbesar dalam distribusi nilai pada contoh di atas adalah 6, sedangkan nilai yang berfrekuensi 6 adalah 70, 65, dan 60. Oleh karena ada tiga nilai yang berfrekuensi terbanyak, maka distribusi tersebut mempunyai tiga modus.
Modus bisa diterapkan pada seluruh sekala pengukuran, dan merupakan perhitungan yang mudah sepanjang sudah diketahui distribusi frekuensinya.

C. Meidan
Median merupakan skor yang membagi distribusi frekuensi menjadi dua sama besar ( 50 % sekelompok objek yang diteliti terletak di bawah median, dan 50 % yang lainnya terletak di atas median ).
Adapun langkah awal menentukan Median adalah menyusun data menjadi bentuk tersusun menurut besarnya, baru kemudian ditentukan nilai tengahnya ( sekor yang membagi distribusi menjadi dua sama besar ). Jika jumlah frekuensi ganjil, maka menentukan median akan mudah yaitu skor yang terletak di tengah – tentgah barisan skor tersusun. Apabila jumlah frekuensi genap, maka median merupakan rata- rata dari dua skor yang paling dekat dengan median.
Contoh : distribusi frekuensi yang berjumlah ganjil
8 5 9 1 7 4 3 2 7
Jika dilakukan penyusunan maka data di atas menjadi
1 2 3 4 5  7 7 8 9
Skor yang membagi distribusi menjadi dua sama besar adalah 5, sehingga 5 merupakan median distribusi di atas.
Contoh : distribusi frekuensi yang berjumlah genap
8 3 4 5 3 7 9 9 8 2
Jika dilakukan penyusunan maka data di atas menjadi
2 3 3 4 5 7 8 8 9 9
Nilai tengah distribusi tersebut terletak di tengah skor 5 dan 7, sehingga median = ( 5 + 7) : 2 = 6

Untuk menentukan Median dari distribusi yang berfrekuensi sedikit bisa diikiuti langkah – langkag di atas. Tetapi, apabila jumlah frekuensi sangat banyak dan katagorikal maka langkah tersebut kurang efisien. Meidan dapat di tentukan dengan rumus :
Md = Bb + i  ( ½ N – f kb )
                          N

Ketengan :
Md       = median
Bb        = batas bawah kelas interval yang mengandung median
i           =  intrval kelompok
fm        = frekuensi kelas interval ynagmengandung median
N         = jumlah frekuensi
f kb          = frekuensi komulatif sebelum atau dibawah kelas intervalyang mengandung median
contoh : distribusi nilai statistik

x
f
fk
95 – 99
0
0
90 – 94
1
1
85 – 89
3
4
80 – 84
3
7
75 – 79
8
15
70 – 74
13
28
65 – 69
19
47
60 – 64
12
59
55 – 59
10
69
50 – 54
4
73
45 – 49
2
75
40 – 44
0
75















Berdasarkan distribusi pada contoh di atas dapat ditentukan beberapa hal yang digunakan dalam perhitungan Median, yaitu :
i    = 5
N  = 75
Kelompok yang mengandung Median adalah kelompk yang frekuensi komulatifnya mangandung angka ½  N. Sedangkan ½ N pada contoh di atas adalah 37,5. Maka kelompok yang mengandung Median adalah kelompok 65 – 69 yang mempunyai rekuensi komulatif 47. frekuensi komulaitf 47 pada kelompok ini mempunyai arti bahwa frekuensi komulatif yang dikandung kelompok ini bergerak dari 28 – 47. oleh karena nilai ½ N adalah 37, 5, maka jelas bahwa kelompok Median terletak pada 28 dan 47, dengan kata lain Median dikandung dalam kelompok ini.

Batas bawah kelompok yang mengandung Median ( Bb) adalah 65. Frekuensi komulatif sebelum kelompok yang mengandung Median ( f kb) adalah 28. Frekuensi kelas interval yang mengandung median ( fm) adalah 19. Dengan demikian, maka Median distribusi nilai pada contoh di atas adalah :
Md = 65 + 5   ( 37,5 -28 )
                 19
      =  65 + 2,5
      =  67,5 [2]



















BAB III
Penutup

A. Kesimpulan
            Modus merupakan kakulasi yang paling sederhana dan fleksibel, karean dapat digunakan pada seluruh sekala pengukuran. Perhitungan Mean akan lebih baik jika disertai dengan perhitungan modusnya. Perbedaan nilai Mean dan Modus akan menggambarkan kondisi penyebaran data yang dihadapi. Sedang Median mempunyai kelebihan dari pada Mean jika data yang dianalisis terdapat beberap skor yang ekstrim, dengan kata lain terdapat perbedaan yang mencolok antara data yang terendah dan tertinggi.



[1] Drs. Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan. Cet 3, CV. Rajawali. Jakarta. Hlm: 97
[2] Prof. Dr. H. Agus Irianto, statistic KOnsep Dasar dan Aplikasinya. Cet 3. Kencana Prenada Media, jakarta, 2006.hal 3